Friday, July 30, 2021





 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah akhirnya memasuki pekan keempat di bulan ketiga kampung bakat rumpun Public speaking dan Broadcasting. seperti pekan berikutnya, pada pekan ini awak kabin diminta untuk memaparkan materi-materi yang dianggap penting untuk menunjang performa saat live streaming. dan pada pekan ini saya mencoba untuk mereview materi yang disampaikan oleh awak kabin Suryanti dengan tema "Komunikasi Efektif" serta awak kabin Yuanita Desty Noviani dengan tema "Wiraga, wirasa, wirama, Wicara".

Diawali dengan tema "Komunikasi Efektif" dari mba Suryanti, saya mendapati bahwa komunikasi sangatlah penting untuk dilakukan setiap orang untuk mampu menyampaikan pesan dengan baik dan benar agar  pemindahan gagasan, fakta, pikiran, perasaan dan nilai tercapai dengan maksimal sehingga penerima akan mampu menerima pesan yang dimaksud. empat aspek proses komunikasi adalah pesan, pemberi pesan, plaform penyampaian pesan dan penerima pesan/audiens. Dan hasil dari komunikasi yang efektif akan menghasilkan 5 REACH yaitu Respect, Emphaty, Audible, Clarity, humble. 

Beberapa kompetensi yang harus dimiliki dlam komunikasi efektif adalah sebagai berikut:

1. Kejelian

2. Kejelasan dan singkat

3. Mendengarkan dan memahami

4. Kecerdasan emosional

5. Self-efficacy

6. Percaya diri

7. Respectfulness

8. Komunikasi non verbal

9. Pemilihan media yang tepat

10. Memberikan Umpan balik

Tentunya banyak sekali hambatan yang terjadi dalam berkomunikasi efektif, kalau mudah pasti semua orang gak ada yang marah-marah ya dalam berbicara baik dengan pasangan, anak dan orang banyak hehehehe... salah tidak apa-apa, masih butuh usaha tidak mengapa yang terpenting adaniatan untuk merubah diri menjadi komunikator handal minimal sekali sebagai ibu dan istri yang butuh jam terbang tahunan. Hambatan yang biasanya terjadi adalah karena:

1. Bahasa

jika pemberi pesan menggunakan istilah teknis secara berlebihan maka penerima akan kesulitan menerima informasi. Itu sebabnya pemberi pesan harus terlebih dahulu mengenal jenis audiens yang dihadapi sebelum memberikan pesan agar pesan yang disampaikan tidak overload.

2. Ambiguitas

Pemberian kata atau istilah yang mengandung arti ambigu sangat menyulitkan, sehingga disarankan untuk menggunakan kalimat yang jelas saja.

3. Pesan tidak teroganisir

Pesan yang disampaikan tidak sistematis dan berputa-putar. oleh karena itu penting sekali membuat outline sebelum memaparkan pesan.

4. Kelebihan informasi

informasi yang singkat dan padat jauh lebih baik daripada penjelasan yang terlalu banak dan membutuhkan waktu lama karena akan mengganggu konsentrasi audiens. Sehingga perlu diperhatikan jika kita menyampaikan pesan memalui presentasi menggunakan kaidah 10-20-30 dengan rincian maksimal 10 slide presentasi yang disampaikan dalam waktu 20 menit menggunakan font huruf sebesar 30. Deangan demikian audiens tidak akan terganggu konsentrasi dan fokusnya karena pemaparan yang terlalu lama serta huruf yang terlalu kecil untuk dibaca. pemberian informasi lanjutan dapat dilakukan lebih jauh saat sesi tanya jawab

5. Hambatan fisik yang meliputi:

- jarak fisik antar pemberi pesan dan audeins

- tingkat kebisingan

- hambatan fisiologis (kecacatan fisik) sehingga perlu dipertimbangkan secara khusus teknik penyampaian pesan kepada teman-teman tuna rungu, tuna wicara, gagap, gangguan penglihatan dll.

Dan yang paling penting dalam melakukan komunikasi efektif adalah dengan mengenal terlebih dahulu gender, usia, status serta tradisi audiens untuk memudahkan komunikasi dua arah dan penyampaian pesan yang maksimal.

wahhh... luar biasa ya. Betapa pentingnya kita memahami arti komunikasi efektif agar penyampaian lebih mudah dan dapat diterima dengan maksimal.

Dan materi kedua yang menarik adalah materi dari mba Yuanita tentang 4W yaitu Wiraga, wirasa, wirama, wicara dalam public speaking. Setelah memahami pengertian komunikasi yang efektif, materi 4W ini menjadi dasar baik atau tidaknya sebuah pesan tersampaikan kepada audiens. Secanggih apapun alat broadcaster yang dimiliki jika tidak diimbangi dengan kemampuan 4W yang baik maka penyampaian pesan tidak akan dapat tersampaikan dengan baik. Mengapa hal ini butuh perhatian penting? Karena kesan pertama begitu menggoda, eciehhhhhhh...

Hal itu benar adanya ya, menit pertama sangatlah mempengaruhi apakah audiens akan tetap setia mendengarkan hingga khir atau justru akan meninggalkan kita. Sehingga sudah menjadi keharusan bagi seorang public speaker untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang bahkan hingga item-item yang menempel pada dirinya dipastikan mampu menunjang penampilannya bukan sebaliknya. 

4W tersebut adalah:

1. Wiraga

Wiraga adalah keselarasan antara gerak kaki, tangan, posisi badan serta gesture tubuh ketika bergerak, berkedip, membuka mulut dan sebagainya. Karena seorang public speaker merupak center of view (pusat perhatian) maka sudah seharusnya mampu memperhatikan aspek wiraga ini. karena setiap gerak-gerik yang dilakukan mampu menaikkan ataupun menurunkan personal branding dari seorang public speaker. tentunya hal ini dibutuhkan jam terbang untuk bisa menguasai kondisi audiens, materi yang disampaikan hingga keselaran antara wiraga dengan momen penyampaian informasi. Cara paling mudah yang saya pelajari selama ini adalah dengan berlatih sesering mungkin di depan cermin. Karena cermin secara langsung menunjukkan ekspresi orang yang berada di depannya. dengan berlatih secara kontinyu di depan cermin kita bisa menilai seberapa baik performa kita dalam menyampaikan informasi. Nah sekarang jadi tahu ya, kenapa para idol latihan di depan cermin?

2. Wirasa dan Wirama

Ekspresi sangatlah penting dalam penyampaian informasi, sama halnya ketika melakukan readaloud kepada buah hati kita. Harus memperhatikan intonasi suara dan ekspresi ketika membacakan sebuah buku cerita agar attenyion span anak mampu terpusat pada buku dan mempengaruhi keingintahuannya agar anak mau mencari tahu dan menggali lebih banyak informasi dari buku yang dibacakan. Begitu pula seorang public speaker harus memperhatikan ekspresi dan intonasi bicaranya agar tersapaikan dengan tepat. Kapan sebuah informasi harus disampaikan secara cepat (diburu waktu) kapan informasi harus disampaikan dalam waktu yang cukup lama (jika informasi bersifat penting dan teknis mendasar). Tiga point yang harus diperhatikan adalah eye contact, smile dan raut wajah. Public speaker harus pandai memilah waktu agar mampu melakukan eye contact dengan audiens, senantiasa tersenyum agar raut wajah memancarkan aura bahagia.

4. Wicara

Seperti yang sudah dibahas pada point di atas, intonasi sangat mempengaruhi kelancaran penyampaian informasi. Hal ini juga perlu latihan terus menerus untuk memperhatikan intonasi dan atikulasi. Seorang public speaker juga diharuskan untuk melatih pernapasan agar tidak terengah-engah dalam menampaikan informasi. Latihan vocal ini bisa menggunakan teknik vocalising yang dilakukan oleh para penyayi, namun karena tidak semua orang bisa bernyanyi dengan teknik yang baik, juga tidak semua orang berkesempatan memiliki guru vocal maka cara paling mudah untuk melatih pernapasan ini adalah ketika kita membaca Al-Quran. Membaca Al-Quran dengan tartil (makhraj dan tajwid yang benar) juga mengharuskan kita melatih pernaasa, karena membaca Al_Quran memiliki pedoman kapan berhenti, kapan harus meneruskan bacaan. dengan melatih napas kita akan mampu membaca satu ayat Al-Quran tanpa berhenti di tengah (berhenti sebelum tanda mad) dengan bacaan yang tartil. hal ini lebih mudah dilakukan sebagai media latihan pernapasan karena membaca AL-Quran merupakan kewajiban rutin harian ummat muslim yang juga memliki efek positif bagi pernapasan.

Demikianlah sedikit review dari kulwap teknik-teknik yang harus dipelajari dalam Public speaking. semoga bermanfaat dan menjadi penyemangat untuk teru berlatih dan tidak berpuas diri.

Terimakasih banyak

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


vindy April . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates